Latest News

Thursday, September 6, 2018

POST-POWER SYNDROME



POST-POWER SYNDROME

Bacaan: Yohanes 3:22-30

Gejala Post-Power Syndrome (PPS) dapat menimpa siapa saja yang memasuki masa pensiun, tidak lagi aktif di dunia kerja atau pelayanan.

Seseorang yang menghadapi PPS biasanya terjadi ketika orang tersebut tidak mempersiapkan diri ketika segala atribut yang melekat pada dirinya harus dibuang: jabatan, kekuasaan, dan karier. Biasanya PPS banyak menyerang seseorang yang baru pensiun, terkena PHK, menjelang tua atau orang yang turun jabatan.

Salah satu kunci mengatasi PPS adalah memahami posisi pekerjaan atau pelayanan dalam hidup kita. Kita dapat 7ZÀÀÀ7ìmeneladani Yohanes Pembaptis dalam memaknai pelayanannya. Para muridnya 66mmendesak

Yohanes untuk mengambil suatu tindakan karena menurut mereka "pelayanan dan popularitas" Yohanes Pembaptis mulai ģ
 oleh kehadiran dan pelayanan Yesus (ay. 25-26).

 Meskipun didesak, Yohanes meresponsnya d444engan benar. Ia tidak terpancing untuk menganggap Yesus sebagai saingan.

Ia mengerti benar posisinya sebagai "sahabat mempelai laki-laki" dan tujuan pelayanannya (ay. 29-30). Hidupnya bukan ditakar dari pelayanannya, melainkan ÃA8 hubungannya dengan Yesus.

Waktu terus berjalan seperti roda yang terus berputar. Ada kalanya sesuatu yang selama ini kita banggakan direnggut dari kita. Oleh karenanya, kita àharus mempersiapkan diri ketika sesuatu yang kita banggakan itu sudah tidak melekat pada diri kita. Kita memaknai kehidupan bukan
  dari kekuasaan, jabatan, dan karier kita, melainkan berdasarkan hubungan kita dengan Tuhan.

No comments:

Post a Comment